🐷 Bekerja Harus Selalu Beriringan Dengan Amalan
Idealismedan Dinamisme Dalam Dunia Kerja Harus Berjalan Beriringan Agar Tiada Penyesalan dan Stuck di Tempat June 2, 2022 June 2, 2022 harianrakyatbali Sejak tahun 2018, Putu Hartawan Sipit dipercaya menduduki kursi Direktur Utama BPR Suar Artha Dharma yang beralamat di Pertokoan Plaza, Jalan Sunset Road No. 2-3 Seminyak, Kabupaten Badung.
Dalamal-Qur'an, kata yang semakna dengan bekerja adalah 'amala (عمل) . Kata itu selalu disebut beriringan dengan amana (آمن) artinya beriman. Dengan merujuk kepada Al-Qur'an, kita jadi tahu bahwa bekerja bukan hanya penting dalam Islam, tetapi juga perwujudan langsung dari keimanan terhadap Allah Swt dan Nabi Muhammad Saw.
Adabeberapa pilihan bacaan dzikir yang bisa kita jadikan amalan beserta keutamaannya masing-masing. Kalimat-kalimat tersebut adalah: Lafal Dzikir 1 سُبْحَانَ اللَّهِ ووَبِحَمْدِه Subhaanallaahi wa bihamdih. Maha Suci Allah, aku memujiNya. (HR. Al-Bukhari dan Muslim) Lafal Dzikir 2 (Dua Kalimat Yang Ringan Di Lisan, Berat Di Timbangan)
Semarang Suarajabarsatu. com - Agama dan negara harus dapat berjalan beriringan dan saling memperkukuh, bukan untuk saling dipertentangkan. Pernyataan tersebut disampaikan Presiden Joko Widodo dalam sambutannya pada Silaturahmi Penyuluh Agama se-Jawa Tengah yang digelar di Lapangan Pan
Penanganankesehatan dan ekonomi harus bisa berjalan beriringan supaya kesejahteraan sosial bisa terselamatkan. Senin, 23 Mei 2022 WIB E-paper Media Indonesia Hari Ini
Berikutamalan dan doa punya rumah sendiri: Pertama, Seseorang tentu harus bekerja keras, cerdas, dan mencari rejeki yang halal. Selain itu, menabung juga penting dilakukan. Kedua, mintalah rida kepada orangtua, maupun mertua. Karena ridhonya Allah beriringan dengan ridhonya kedua orang tua. Ketiga, lakukanlah Shalat hajat sekaligus baca doanya.
Makasetelah mengetahui ajaran agama Islam seseorang harus menyertainya dengan amalan. Sebab orang yang berilmu akan tetapi tidak beramal dengannya lebih jelek keadaannya daripada orang bodoh. "Di dalam al-Qur'an Allah ta'ala sering sekali menyebutkan amal shalih beriringan dengan iman. Allah juga mencela orang-orang yang mengatakan
Sementaraitu, Sholihin, M.Hum. dari Widyaiswara Balai Diklat Kementerian Agama R.I menyampaikan bahwa dalam pengembangan diri yang bekerja serta meningkatkan etos kerja dapat dibagi menjadi lima. "Harus memberi dan memperoleh manfaat; Mau menerima perubahan; Mau menerima perbedaan; Mau bermusyawarah dan mufakat; dan Berpegang Regulasi," terang Sholihin.
. TANTANGAN HARI KE-294 TANTANGANGURUSIANA Manusia hidup dengan membawa sifat-sifat kodratnya yang diantaranya adalah memiliki hasrat untuk hidup sukses dan sejahtera dengan harta yang berkecukupan serta terjamin sampai ke anak hingga cucu maupun cicit yang merupakan keturunannya. Kiat sukses yang terpenting dalam ajaran agama Islam adalah dengan cara berdoa dan berikhtiar. Berdoa adalah upaya yang dilakukan dengan cara mendekatkan diri dan merayu’ Allah supaya lebih bermurah hati dalam Memperlancar Rezeki seorang hamba yang taat dan selalu menyeratkan Allah dalam setiap hal yang ia kerjakan. Contohnya adalah dengan cara menegakkan ibadah-ibadah wajib serta mendirikan amalan-amalan sunnah seperti sholat sunah, puasa sunah, dzikir, dan amalan-amalan lainnya. Sedangkan berikhtiar adalah bentuk upaya yang melibatkan hal-hal duniawi seperti dengan mendirikan usaha, berdagang, bekerja atau kegiatan-kegiatan lainnya yang bertujuan untuk mendapatkan imbalan atau keuntungan sekaligus turut membantu atau mempermudah urusan orang lain dengan usaha yang kita lakukan. Jenis ikhtiar yang seperti ini sangat dianjurkan dalam agama Islam, bekerja yang seperti ini bahkan dikategorikan sebagai ibadah yang juga merupakan suatu kemuliaan bagi para pemeluknya yang dengan ikhlas bekerja mengharapkan keridhaan Allah SWT. Namun begitu, tidak semua pekerjaan mulia di mata Allah. Pekerjaan yang diridhai oleh Allah adalah pekerjaan yang dilandasi oleh adab dan etika tertentu, Diniatkan Ikhlas Karena Allah SWT Lillahi Ta’ala Tidak hanya ibadah yang harus diniatkan semata-mata karena mengharap ridha dari Allah SWT, akan tetapi dalam bekerja juga harus meluruskan niat yang hanya boleh ditujukan semata-mata untuk ridha Allah SWT. Artinya kita memahami bahwa bekerja tidak melulu soal mencari kegiatan, uang dan keuntungan tapi lebih daripada itu, adalah kewajiban seorang manusia kepada Allah SWT untuk bekerja, untuk mencari nafkah, serta untuk menunaikan kewajiban-kewajiban Islam yang lainnya. Bekerja Dengan Tekun Dan Sungguh-Sungguh Totalitas dalam bekerja sangatlah penting dan menjadi hal yang mendasar, karena dari sini terlihat seberapa profesional kita dalam melakukan pekerjaan. Esensi dari bekerja adalah bagaimana kita memenuhi kewajiban-kewajiban kita dalam pekerjaan yang kita lakukan seperti kehadiran yang tepat pada waktunya, menyelesaikan dan menuntaskan pekerjaan yang kita tanggung, tidak menunda-nunda terlebih mengabaikan pekerjaan yang kita tanggung. Mengutamakan Kejujuran Dan Amanah Dalam Bekerja Setiap pekerjaan yang kita lakukan pastinya butuh pertanggungjawaban baik dihadapan Allah SWT maupun di hadapan manusia. Oleh karena itu menjaga keridhan Allah dan kepercayaan konsumen atau klien sangatlah penting karena kesuksesan kita juga bergantung dari kepuasan dan kepercayaan mereka dengan cara menjadi pekerja yang jujur dan amanah. Memahami Dan Menerapkan Etika Sebagai Seorang Muslim Islam adalah agama yang memiliki etika dan adab yang sangat menjunjung tinggi kesopanan maupun kehormatan seseorang. Dalam bekerja, etika sangat penting dilakukan agar dalam bekerja kita mencerminkan seorang muslim yang santun dalam berbagai hal mulai dari tutur kata dalam memilih bahasa saat berbicara, bertegur sapa, berpakaian, berinteraksi bergaul dengan rekan. Etika ataupun akhlak yang diterapkan dalam pekerjaan merupakan suatu perwujudan dari kesempurnaan iman seorang mu’min. Tetap Memegang Teguh Prinsip-Prinsip Syariah Selain menjaga etika atau akhlak, seroang muslim juga wajib untuk tetap memegang teguh prinsip-prinsip syariah dalam pekerjaan yang digelutinya. Semakin pesatnya kemajuan jaman, prinsip-prinsip syarah dalam bekerja memang akan semakin sulit karena berkaitan dengan kemajuan, keuntungan dan penghasilan lebih dari pekerjaan yang kita lakukan namun hal ini menjadi tantangan bagi iman seorang pekerja supaya senantiasa meningkatkan keimanan dan mempertahankan kehalalan suatu pekerjaan serta meninggalkan hal-hal yang haram. Menjaga Ukhuwah Islamiyah Persaingan dalam pekerjaan pasti bisa saja terjadi namun perlu diingat ukhuwah islamiyah antara sesama muslim adalah wajib hukumnya untuk senantiasa kita jaga dan pererat. Hal-hal yang sekiranya akan menimbulkan ketidak harmonisan atau bahkan perpecahan di tengah-tengah kaum muslimin harus dihindari agar Islam tetap satu dan sesama Muslim tetap memiliki hubungan silaturahmi yang baik. bekerjalebihbaikdanbenar belajarsepanjanghayat
AGAMA Islam sangat menganjurkan kepada penganutnya untuk bergerak dan berkarya selama hayat masih di kandung badan. Rasulullah SAW memberikan ultimatum agar umatnya senantiasa berusaha dan berhati-hati ketika waktu luang. Artinya, umat Islam dituntut memahami dengan baik prinsip etos kerja dalam Islam. Waktu kosong bisa menjadi ladang subur bagi setan untuk menanamkan kemungkaran. Dengan demikian, bekerja adalah jalan lain untuk membendung kejahatan. Dengan kata lain, orang yang bekerja keras hakikatnya sedang merintis jalan kemuliaan. BACA JUGA Pekerjaan Terbaik adalah Bertani, Benarkah? Di tengah merebaknya wabah Covid-19, banyak kesulitan yang datang melanda. Tak sedikit kini orang sulit mencari nafkah, mengalami PHK, bangkrut, hingga bertambahlah pengangguran-pengangguran baru. Namun, kondisi ini tak boleh kita jadikan alasan untuk berputus asa, apalagi sampai bermalas-malasan dalam bekerja dan berusaha. Berjuang, berusaha, dan bekerja merupakan suatu keniscayaan dalam hidup, baik dikala keadaan susah maupun senang. Menurut Ibnu Atsir, bekerja adalah termasuk bagian dari sunnah para nabi. Nabi Zakaria as. berprofesi tukang kayu. Nabi Daud as. membuat baju besi dan menjualnya sendiri. Bahkan sebagaimana disampaikan oleh Rasulullah, Nabi Daud itu tidak akan makan kecuali dari hasil jerit payahnya sendiri. Siapa yang tidak mengenal Nabi Allah Daud as.? Selain seorang nabi, beliau telah diberi oleh Allah swt. kekuasaan dan harta yang melimpah. Meski demikian, beliau tidak pernah merasa gengsi untuk bekerja dengan tangannya sendiri guna memenuhi kebutuhan hidupnya. Beliau tidak mengajarkan berpangku tangan dan mengharap belas kasih dari orang lain atau dari umat yang dipimpinnya. Rasulullah SAW pernah bersabda dalam sebuah hadisnya yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, Sungguh salah seorang dari kalian yang memanggul kayu bakar dengan punggungnya lebih baik baginya daripada ia meminta kepada orang lain, baik orang itu memberinya atau menolaknya. HR. Bukhari dan Muslim Imam Abu al-Qasim al-Husain bin Mufaddal bin Muhammad al-Isfihani 502 atau lebih kita kenal dengan Raghib Isfihani dalam karyanya Mu’jam al-Mufradat Li Al-Fadz al-Qur’an mengatakan, “Barang siapa yang tidak mau berusaha dan bekerja, maka nilai kemanusiaannya telah rusak bahkan kebinatangannya, dan menjadi orang yang telah mati.” Dalam konteks kehidupan sehari-hari dapat kita ambil contoh. Misalnya, masyarakat lebih mengapresiasi tukang sayur keliling yang mampu menghidupi dirinya secara mandiri daripada meminta-minta dan menjadi pengangguran. Allah telah mengajarkan keseimbangan dalam menjalani kehidupan. Allah memberi kesempatan kepada manusia untuk mencari rezeki di siang hari, dan pada malam harinya digunakan untuk beristirahat mengumpulkan tenaga agar bisa bekerja kembali pada esok harinya. Allah berfirman, “Dan kami telah menjadikan malam sebagai pakaian waktu istirhat. Dan menjadikan siang sebagai penghidupan bekerja.” QS. An-Naba 10-11 Bermalas-malasan merupakan salah satu sifat yang dimiliki setan. Setan akan selalu berusaha membisikkan kepada manusia agar meninggalkan usaha dan ikhtiar. Setan akan meniupkan rasa malas pada diri manusia agar berhenti berusaha, cukup menunggu takdir Allah datang. Padahal rezeki tidak akan pernah datang tanpa adanya kerja keras. Orang yang dengan gigih bekerja keras, mencari rezeki dari memeras keringat dan makan dari hasil kerja kerasnya, maka hal itu lebih baik dari makan hasil yang diperoleh dari harta warisan atau pemberian orang lain. Orang yang istiqamah bergerak dan bekerja menandakan keimanan yang bersangkutan dalam kondisi aktif dan dinamis. Sebaliknya, bagi mereka yang bermalas-malasan atau gemar berpangku tangan, menandakan bahwa dirinya sedang dilanda impotensi keimanan. Allah SWT berfirman, “Dan katakanlah “Bekerjalah kamu, maka Allah dan rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada Allah yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepadamu perihal yang telah kamu kerjakan.” QS. At-Taubah 105 Dalam ayat lain Allah SWT berfirman, “Maka carilah rezeki di sisi Allah, kemudian beribadah dan bersukurlah kepada Allah. Hanya kepada Allah kamu akan dikembalikan.” QS. Al-Ankabut 17 Dengan berdasarkan ayat ini maka menjadi jelas bahwa rezeki memang harus diusahakan, bukan ditunggu datang sendiri. Di dalam ayat yang lain, Allah secara tegas menyatakan bahwa cara mendapatkan rezeki adalah dengan bekerja. Dalam kitab Syu’abul Iman hal 124, Imam Nawawi menyebutkan 4 prinsip etos kerja yang diajarkan Rasulullah. Keempat prinsip etos kerja itu harus dimiliki oleh kaum yang beriman, yaitu Bekerja dengan cara yang halal Thalab Ad-Dunya Halalan. Bekerja demi menjaga diri supaya tidak menjadi beban hidup orang lain Ta’affufan An Al-Mas’alah. Bekerja demi mencukupi kebutuhan keluarga Sa’yan Ala Iyalihi Bekerja untuk meringankan beban hidup tetangga Ta’atthufan Ala Jarihi. BACA JUGA Jangan Mengeluh jika Lelah Bekerja Dengan mengetahui 4 prinsip etos kerja yang diajarkan Rasulullah SAW kita dapat melihat bahwa kemulian suatu pekerjaan tidak dapat dinilai dari jenisnya. Setelah memenuhi empat prinsip di atas, nilai suatu pekerjaan akan diukur dari kualitas niat Shahihatun Fi An-Niyat dan pelaksanaannya Shahihatun Fi At-Tahshil. Inilah pekerjaan yang bernilai ibadah dan kelak akan mengantarkan pelakunya ke pintu surga. Dalam beberapa hadisnya, nabi menjelaskan bahwa orang yang bekerja keras akan mendapatkan berbagai kemuliaan. Orang yang bekerja keras mencari nafkah, Allah akan mengampuni dosanya. Orang yang bekerja keras mencari nafkah untuk menghidupi keluarganya akan dimasukkan golongan Sabilillah, dan kelak di akhirat akan datang dengan wajah laksana bulan purnama. [] SUMBER BINCANGSYARIAH
Dalam memenuhi semua kebutuhan hidup sehari-hari manusia harus bekerja. Sebab di zaman ini uang adalah faktor terpenting dalam memenuhi kebutuhan hidup. Dengan bekerja manusia baru akan mendapatkan hasil atau upah. Dalam dunia kerja semua akan bersaing demi mendapatkan upah yang digunakan untuk memenuhi segala kebutuhan pokok dalam Kerja KerasBekerja keras merupakan akhlaqul karimah yang harus dimiliki setiap muslim. Bekerja keras untuk mendapat rezeki yang kemudian digunakan untuk melengkapi semua kebutuhan keluarga adalah sebuah perbuatan yang sangat firman Allah SWTDan katakanlah “Bekerjalah kamu, tentu Allah dan Rasulnya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu, dan kamu akan di kembalikan kepada Allah. Kemudian diberikannya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.” QS. At-Taubah [9] 105.Seperti Rasulullah SAW menjelaskan barang siapa yang bekerja keras untuk mendapatkan rezeki yang halal yang digunakan untuk memenuhi segala hidupnya makan mereka telah berjihad di jalan karena itu manusia harus berjuang dengan sepenuh tenaga untuk memenuhi segala kebutuhan pokoknya serta kewajibannya kepada Allah sebagai umat muslim. Berusaha dan kerja keras sebisa dan seoptimal mungkin untuk mendapatkan hasil yang maksimal keras juga merupakan kerja pikir secara serius dalam melakukan setiap pekerjaan. Bekerja juga merupakan tawakal kepada Allah SWT. Sesuatu yang di hasilkan dengan usaha atau kerja keras niscayanya mendapatkan sebuah kenikmatan yang tak hadis di bawah ini yang menjelaskan َّن ۚ ُمَتَو ِّك ٱ ُي ِح ُّب لِي َن هَّللَ ِإ ۡ ٱل“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya,” QS Ali Imran ayat 159.Bahkan, dengan bekerja keras akan menjadikan seseorang terhormat sebagaimana sabda Rasulullah SAW“Tidak ada satu makanan pun yang dimakan seseorang yang lebih baik daripada makanan hasil usahanya sendiri.” HR. Al-Bukhari dan Nasa’i.Definisi kerja keras adalah suatu pekerjaan yang harus di kerjakan secara sungguh-sungguh dan giat. Bekerja tanpa mengenal letih yang diartikan akan berhenti jika mencapai target yang telah keras juga akan mengutamakan kepuasan hati pada setiap aktivitas yang dilakukan. Secara istilah kerja keras juga diartikan memiliki makna yang berkobar. Memiliki kemampuan dan kemauan yang sangat besar hingga semua yang dilakukan Keras Menurut IslamKerja keras menurut perspektif iam adalah suatu hal yang diajarkan oleh aja dan Islam yang wajib di terapkan oleh semua umat Muslim. Kewajiban untuk selalu bekerja keras ini telah dijelaskan dalam Al- Qur’ an surat al Qashash ayat 77“Dan carilah pahala negeri akhirat dengan apa yang telah Dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia dan berbuat baiklah kepada orang lain sebagaimana Allah telah Berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sungguh, Allah tidak Menyukai orang yang berbuat kerusakan”.Hadis di atas juga menjelaskan bahwa kita harus mencari pahala di dunia untuk bekal di akhirat nantinya. Berbuat baiklah kepada orang lain. Jangan pernah merusak yang ada di alam semesta. Lindungi dan jaga apa yang telah di berikan oleh Allah SWT untuk Kerja Keras Menurut Perspektif IslamAdapun etika dalam bekerja menurut perspektif Islam, sebagaimana sabda Rasulullah“Tidaklah sekali-kali seseorang makan-makanan yang lebih baik daripada makan dari hasil kerja tangannya sendiri, dan sesungguhnya Nabi Daud juga makan dari hasil kerja tangannya sendiri” HR. Bukhari.Karena itu betapa pentingnya bekerja dalam Islam, maka ada etika atau adab-adab tersendiri dalam bekerja. Adab-adab dalam bekerja diantaranya yaitu bekerja dengan ikhlas karena Allah bersabda“Sesungguhnya amal kerja itu tergantung pada niatnya, dan sesungguhnya orang itu tergantung dari apa yang diniatkannya itu” HR. Bukhari dan Muslim.Hadis tersebut menjelaskan tentang semua pekerjaan itu di nilai dengat niatnya yang akan membuahkan hasil. Apabila seseorang bekerja berbuat karena Allah maka akan dipermudahkan segala urusannya. Jika di niatkan untuk di pandang oleh Allah maka akan mendapat pahala dari Allah SWT. Bekerja sesuai dengan aturan yang tidak melanggar setiap prinsip-prinsip syariah atau prinsip Agama SWT berfirman “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul dan janganlah kamu merusakkan pahala amal-amalmu” QS. 4733.Hadis diatas menjelaskan agar kita tidak melanggar perintah Allah SWT dan ajaran Rasulullah. Karena dengan kita mengikuti perintah Allah SWT akan dipermudahkan segala urusan dan akan mendapat pahala untuk di akhirat. Namun tidak semua muslim memiliki etos kerja keras. Seperti contoh untuk melaksanakan shalat subuh berjamaah di masjid tampak begitu berat, banyak muslim yang terkecoh dan berpotensi waktu yang ini sangat bertentangan oleh Rasulullah SAW yang notabene adalah seorang pemegang amanah yang sangat kuat. Semua amanah tersebut mustahil teratasi tanpa ditopang etos kerja yang sangat tinggi. Seseorang yang memiliki etos kerja niscaya menyadari betapa mahalnya sebaliknya juga jika orang pemalas akan membuang buang waktu yang dilaluinya sehingga waktu tersebut terbuang sia-sia. Umat muslim tidak harus menunda pekerjaannya. Masih banyak umat islam yang masih menampakkan bermalas-malasan, kurang PembahasanDemikian bekerja keras untuk mencapai sebuah hidup yang berkecukupan adalah perbuatan yang sangat di anjurkan dalam Islam. Karena Islam tidak Ingin melihat umatnya bermalas-malasan, bertopang dagu dan bahkan yang tidak mau melakukan sesuatu pekerjaan dapat kita lihat dari cara berbuat, sikap, serta persepsi terhadap nilai kerjanya. Dan sebagai umat muslim juga meyakini bahwa bekerja tidak hanya bertujuan untuk memuliakan diri melainkan berjihad di jalan Allah SWT.
bekerja harus selalu beriringan dengan amalan